Jakarta, 17 April 2025 — Universitas Brawijaya (UB), melalui perwakilannya Rizal Setya Perdana, S.Kom., M.Kom., Ph.D., dosen Departemen Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer dan anggota AI Center UB, menghadiri Rapat Koordinasi Penyusunan Peta Jalan Kecerdasan Artifisial (AI) Indonesia yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Ekosistem Digital, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
Acara ini dihadiri oleh berbagai perwakilan akademisi dan pusat riset AI dari universitas terkemuka di Indonesia, termasuk:
- Universitas Indonesia (UI) — Tokopedia–UI AI Center of Excellence (AICI)
- Universitas Bina Nusantara (Binus) — Artificial Intelligence Research and Development Center (AIRDC)
- Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) — Center of Artificial Intelligence and Digital Technology (AIDT)
- Universitas Gadjah Mada (UGM) — UGM AI Center
- Telkom University (Tel-U) — RC AILO dan AI Lab
- Institut Teknologi Bandung (ITB) — Center for Artificial Intelligence
- Universitas Brawijaya — AI Center UB

Agenda utama rapat ini adalah memaparkan kondisi masing-masing universitas/lembaga terkait perkembangan ekosistem riset AI, capaian-capaian terkini, serta tantangan yang dihadapi. Setiap perwakilan universitas memberikan masukan dan usulan konkret untuk memperkuat peta jalan AI Indonesia, termasuk dalam aspek penguatan riset, pengembangan talenta digital, pembangunan infrastruktur, tata kelola data, hingga pengaturan etika dan kebijakan AI.
Dalam forum tersebut, Direktur Kecerdasan Artifisial dan Ekosistem Teknologi Baru,
Aju Widya Sari, menyampaikan bahwa agenda lanjutan dari kegiatan ini adalah mengundang stakeholder lain, termasuk sektor industri, komunitas, serta kementerian dan lembaga terkait pada awal Mei 2025. Tujuannya adalah untuk menghimpun masukan lintas sektor agar peta jalan AI yang disusun benar-benar mencerminkan kebutuhan nasional secara menyeluruh dan dapat menjadi panduan strategis bersama.
Dalam sesi pemaparan, AI Center UB menekankan beberapa poin penting:
- Pentingnya mempersiapkan talenta yang siap untuk operasional AI, termasuk bidang AI Ops, MLOps (Machine Learning Operations), dan LLM Ops (Large Language Model Operations).
- Menyeimbangkan fokus antara riset AI dan operasional di lapangan agar inovasi yang dihasilkan tidak berhenti hanya pada prototipe, tetapi bisa berlanjut hingga implementasi.
- Perlu adanya regulasi dan fokus yang jelas untuk area prioritas penerapan teknologi AI agar dampak positifnya terasa nyata bagi pembangunan nasional.
Selain itu, AI Center UB juga memperkenalkan berbagai infrastruktur unggulan yang dimiliki, seperti dua unit superkomputer NVIDIA DGX A100, GPU lab, serta konektivitas jaringan berkecepatan tinggi melalui gerbang ARENA-PAC Indonesia dan IDREN. Fasilitas ini mendukung kegiatan riset kolaboratif lintas bidang, pelatihan dan sertifikasi AI, hingga pengembangan platform seperti Chat-AI UB dan BRAVI UB yang sudah dimanfaatkan untuk berbagai layanan di lingkungan kampus.
Sebagai salah satu kontributor utama dari sektor akademik, UB berharap roadmap AI nasional yang tengah disusun dapat menjadi acuan bersama untuk memaksimalkan potensi AI, sekaligus memitigasi risiko etika, privasi, dan dampak sosial yang muncul dari implementasi teknologi baru ini.
